Ketika dendam tak bisa lagi diredam,
ketika amarah semakin membuncah, seperti tertutup mata hati, yang ada
menghakimi. Dan lalu mencaci, memaki, menghinakan tanpa ampun seolah
yang salah selamanya nista. Padahal, tidak selalu apa yang terdengar itu
murni benar, tidak selalu apa yang terlihat itu nyata.
Tuhan yang Maha dari segalanya saja
selalu memberi ampunan pada umatNya yang bertaubat, tapi ada banyak
manusia yang (mungkin) merasa selalu benar dan suci dan tidak pernah
melakukan kesalahan lantas menutup kata maaf, bahkan bila perlu menyiksa
yang tertuduh seumur hidup. Bahagiakah dengan begitu? hidup dengan
membawa dendam dalam hati. Tenangkah hidup seperti itu?
Tidak bisakah belajar untuk memaafkan?
bagaimana jika segala tuduhan itu tidak sepenuhnya benar? sedikit saja
ada yang salah dari apa yang didengar salah-salah bisa jadi fitnah.
Tidak berpikirkah betapa terlukanya perasaan orang yang dituduh
sedemikian rupa yang kenyataannya tidak semuanya seperti apa yang
dituduhkan. Apalagi jika (terpaksa) diam dan bungkam demi kebaikan semua
pihak meski dia harus memendam luka dicaci dan dimaki. Mengapa menuntut
balas lebih kejam sedangkan diri (kita) pun tidak pernah terlepas dari
sifat-sifat buruk.
Sekali lagi setiap orang mungkin pernah
salah dan melukai, tapi bisa saja tidak semuanya atas dasar kesengajaan
dan tidak selamanya dia tidak menjadi benar. dan kesalahan masa lalu
mungkin tidak selalu bisa dilupakan tapi marilah kita berjalan ke depan
tanpa beban masa lalu, marilah dengan jiwa besar memaafkan dan
tinggalkan, semoga kita mampu menjadi orang-orang yang mampu memaafkan.
Agar hidup kita lebih tentram dan hati tenang.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali ‘Imran [3]: 133-134)
0 komentar:
Posting Komentar